Memilihmu....
Memilihmu....
Sayankqu.......mereka menghakimiku........(⌣́_⌣̀)
Aku diam saja.
“Apa artinya dia yang tak melihat bekas jahitan di luka telunjukmu dan tidak mendengar jeritanmu ketika telunjuk itu tanpa sengaja tersentuh sesuatu?”
Aku masih diam.
“Apa artinya dia yang tak bisa kamu peluk setiap kamu merindu, karena hanya pelukannya yang mampu melepaskan kungkungan rasa itu?”
Hatiku mulai perih.
“Apa artinya dia yang baru akan memelukmu setelah repot mengatur jadwal untuk bertemu, menyiapkan sekian budget untuk membeli tiket pesawat, menempuh ribuan kilometer menyeberangi lautan untuk bisa menenangkanmu?”
Hatiku makin perih.
“Apa artinya punya kekasih kalau kamu selalu sendiri, hampir setiap waktu?”
....@_@....
“Kalau ada yang lain yang bisa memberikan semua yang tidak bisa diberikan oleh dia, kenapa kamu tolak?”
Aku menghela nafas.
(-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩) (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩) (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩)
Sayankqu.....
Laut Jawa dan Selat Sunda yang membentang di antara kamu dan aku, ribuan kilometer jarak tempuh antara kamu dan aku, memang menghalangimu datang menjemputku, bertemu denganku dan memelukku.
Memang, tak mudah bagimu untuk datang ke kotaku, dan tinggal beberapa waktu.
Memang, tak mudah bagimu untuk meneleponku, lalu ada di hadapanku sekarang, mengelus luka ditelunjukku lalu menepis nyerinya dengan kecupan lembutmu.
Memang, jarak yang terentang jauh membuatmu seperti tak mampu melakukan apa yang seharusnya seorang kekasih lakukan pada kekasihnya.
Tapi…
Mereka perlu tahu.
Aku tidak perlu lelaki lain untuk membuatku menjadi kekasih yang dicintai kekasihnya.
Aku sudah memilihmu.
Dan tak peduli setampan dan sebaik apapun lelaki yang ingin menggantikanmu, aku hanya akan mencintaimu.
Menunggumu dengan setia.
Sampai salah satu dari kita menyerah.
Yang pasti bukan aku.
Dan semoga pula bukan kamu.
---------------------------------------------------------------***@_@***-------------------------------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar