Taylor oh telor
Taylor oh telor
Harus bisa jahit..uhm! (gumamku dalam hati).
Tekadku sudah bulat untuk menekuni keterampilan yang satu ini, apalagi setelah mengalami kecelakaan di hari lebaran minggu lalu, yang membuatku terpaksa harus menerima lima jahitan di jari telunjuk kanan akibat luka lebar itu, darahnya banyak bangetttt...euwh!
Wajah perawat tanpa ekspresi ketika membersihkan lukaku dengan cairan infus..."awww!" jeritku, kalau ga malu aku udah nangis di situ, enak aja dia ucek-ucek tu luka, "ko ga dibius dulu ya" si mama prihatin liat mukaku udh pucet dan dingin, khawatir donk anak gadisnya pingsan di ruang UGD yang rame itu, kan ga ada yang bisa diajak ngobrol kalau aku pingsan...hihi.
"iya bu, disuntik di lukanya, sebentar"
Kubenamkan wajahku dalam-dalam ke dada mama, abis serem,darahnya ga berenti-berenti keluar....huhuhuhu...(akhirnya nangis juga).
Dan hari ini, jahitannya sudah harus dibuka karena luka itu sudah kering, walaupun masih sakit kalau disentuh, apalagi waktu salaman di hari lebaran, yang ga tau pada semangat genggam erat tanganku, hasilnya aku sukses menjerit histeris dan mengagetkan penggenggam tanganku itu..."aduhh sori...sori..." panik deh dia...hehe.
Aku nekat buka sendiri jahitannya, satu per satu simpul benang ku gunting, tarik perlahan sembari kupicingkan mataku...ihhh ngiluu...(ga nangis lho) breeettt...1,2,3,4dan 5. Abis waktu satu jam di tiga tempat, kamar, ruang tamu dan terakhir dapur...kenapa dapur, karena haus akunya.....ahhh...lega....selesai......
Tekadku sudah bulat untuk menekuni keterampilan yang satu ini, apalagi setelah mengalami kecelakaan di hari lebaran minggu lalu, yang membuatku terpaksa harus menerima lima jahitan di jari telunjuk kanan akibat luka lebar itu, darahnya banyak bangetttt...euwh!
Wajah perawat tanpa ekspresi ketika membersihkan lukaku dengan cairan infus..."awww!" jeritku, kalau ga malu aku udah nangis di situ, enak aja dia ucek-ucek tu luka, "ko ga dibius dulu ya" si mama prihatin liat mukaku udh pucet dan dingin, khawatir donk anak gadisnya pingsan di ruang UGD yang rame itu, kan ga ada yang bisa diajak ngobrol kalau aku pingsan...hihi.
"iya bu, disuntik di lukanya, sebentar"
Kubenamkan wajahku dalam-dalam ke dada mama, abis serem,darahnya ga berenti-berenti keluar....huhuhuhu...(akhirnya nangis juga).
Dan hari ini, jahitannya sudah harus dibuka karena luka itu sudah kering, walaupun masih sakit kalau disentuh, apalagi waktu salaman di hari lebaran, yang ga tau pada semangat genggam erat tanganku, hasilnya aku sukses menjerit histeris dan mengagetkan penggenggam tanganku itu..."aduhh sori...sori..." panik deh dia...hehe.
Aku nekat buka sendiri jahitannya, satu per satu simpul benang ku gunting, tarik perlahan sembari kupicingkan mataku...ihhh ngiluu...(ga nangis lho) breeettt...1,2,3,4dan 5. Abis waktu satu jam di tiga tempat, kamar, ruang tamu dan terakhir dapur...kenapa dapur, karena haus akunya.....ahhh...lega....selesai......
Komentar
Posting Komentar