Bencana.. ujian atau azab Allah??

Siang sahabat Sniperz agak lama Q vakum di dunia maya ini hehe... untuk kali ini Q mau share berbagi sedikit pengetahuan tentang rohani jika ada kesalahan penulisan atau kesalahan - kesalahan yang lainnya karena Q bukanlah seorang ustadz melainkan seorang nubitol  jadi mohon dikoreksi, soalnya Q disini hanya bermodalkan menyimak ceramah jum'atan minggu kemarin sih, kepikiran saja buat diposting di blog sekedar berbagi kan tidak ada salahnya... :D

saat ini negeri kita indonesia benar-benar sedang terpuruk banyak terjadi bencana dari banjir gunung meletus dan sebagainya. Allah SWT berfirman dalam surat Hud Ayat ke 25-26

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ 
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu. (11: 25)

dari kutipan ayat diatas bisa kita simpulkan bahwa Allah SWT sering mengingatkan / menegur kita untuk selalu bertawakal dan menyembah kepada-Nya.

Pertanyaannya adalah apakah bencana di negeri kita ini azab atau hanya ujian kepada kita selaku hamba-Nya?

Bencana ini bisa kita golongkan menjadi dua yaitu sebagai azab Allah dan sebagai ujian dari Allah.

1. Bencana / musibah sebagai Azab Allah SWT

Surah Hud Ayat ke 42

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42)

Artinya:
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (11: 42)

Allah SWT Telah menegaskan dalam kutipan ayat diatas bahwa karena sikap keras kepala dan pembangkangan kaum Nabi Nuh as terhadap seruan tauhid, Allah Swt memberitahukan kepada Nabi Nuh bahwa Dia akan menurunkan azab dan siksaan-Nya kepada orang-orang kafir itu. Allah memerintahkan Nabi Nuh agar membuat sebuah bahtera besar sehingga sewaktu azab tersebut turun, bahtera itu akan menjadi alat perantara bagi orang-orang mukmin untuk menyelamatkan diri. Akhirnya datanglah azab Allah. Air yang meluap dari perut bumi dan turunnya hujan lebat, telah menimbulkan banjir yang besar dan dahsyat. Seperti yang diungkapkan oleh ayat ini, gelombang air itu tinggi seperti gunung dan menghempaskan segala suatu di muka bumi.

2. Bencana sebagai ujian dari Allah SWT


Allah SWT menurunkan musibah atau bencana kepada makhluk-Nya yang beriman kepada-Nya sebagai ujian terhadap keimanan seseorang, apakah ia akan tetap istiqamah terhadap keimanannya. Karena di dalam Al-Qur’an diterangkan bahwa tidak dikatakan beriman seseorang sebelum Allah mencobanya.

Surah Hud Ayat ke 9-10

وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (9) وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (10)

artinya:
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (11: 9)

Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga. (11: 10)

dari kedua ayat tadi menyinggung kondisi psikologis umat manusia pada umumnya, yaitu ketika kenikmatan yang mereka miliki terlepas dari tangan, mereka akan bersedih dan berputus asa. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan nikmat itu kembali, mereka akan menjadi sombong. Padahal, kenikmatan adalah ujian dari Allah Swt kepada manusia. Nikmat tidak selalu merupakan kebaikan dari Allah, dan bencana tidak pula selalu berarti kemarahan dari Allah. Nikmat adalah ujian yang akan memperlihatkan bagaimana sikap manusia dalam berbagai macam kondisi.

Ayat ini juga memberitahukan kekhasan kehidupan di dunia ini. Kehidupan di dunia tidaklah monoton dan selalu saja ada perubahan yang terjadi di sana-sini. Kenikmatan di dunia tidak akan selalu datang, melainkan akan hadir silih berganti dengan musibah dan kesusahan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat, "Perjalanan nasib memiliki dua wajah, kadang-kadang nasib akan berpihak kepadamu, dan kadang bertentangan denganmu. Karena itu, ketika nasib berpihak kepadamu, janganlah sombong, dan ketika nasib tidak bersamamu, bersabarlah. Kedua kondisi itu merupakan ujian bagimu."

Jadi, dari penjelasan diatas bencana bisa disimpulkan bahwa bencana itu bisa dikatakan bencana ata azab tergantung dari suatu kaum yang Allah berikan Bencana / Musibah.
dan sekarang pertanyaannya adalah apakah kita termasuk kaum yang berikan azab atau ujian.  maka disini mari mulai sekarang kita selalu bertawakal dan beriman kepada Allah dan semoga kita digolongkan kepada kaum yang beriman yang tidak selalu mendusta dusta kan nikmat dan bukan kaum yang dzalim.




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menambahkan Club sendiri di PES 2013

Resensi Film Alexandria

Cara Edit Player dan Team di PES 2012